Download Movie Teka Teki Handphone ( Riddle )
Junaedi sedang belajar di dalam kamarnya di tengah malam itu. Hujan turun dengan derasnya dan kilat saling bersahut. Kedua orang tua Junaedi sedang pergi ke Norwegia untuk menghadiri syukuran atas kembalinya nenek ke yang Maha Kuasa.
Junaedi hampir tertidur sesaat sebelum ia mendengar suara hantaman keras dari ruang tengah. Dengan sedikit ragu, Junaedi memeriksa asal suara tersebut. Ia mendapati jendela besar di rumahnya terbuka lebar. Wajar saja, pikirnya, angin memang sedang bertiup begitu kencang.
Junaedi lantas menutup rapat jendela tersebut dan beranjak kembali menuju kamar. Namun tanpa disangka, seseorang muncul tiba-tiba dan mencekik lehernya kencang.
"Serahkan semua uangmu!" Ujar pria itu menggeram.
"Ak ... aku ... tidak ... punya ... u ... uang," desis Junaedi terbata-bata, seraya berusaha melepaskan cengkraman si perampok.
"Jangan berbohong! cepat katakan dimana orangtuamu menyimpan barang berharganya!" Seru si pria setengah berteriak.
"Lepaskan ... aku ... dulu." Junaedi memelas.
Si perampok pun melepaskan cengkeramannya di leher Junaedi. Tiba-tiba, telepon rumah berdering memecah kesunyian.
"Aku harus mengangkatnya, orang akan curiga jika tak ada yang menjawab." kata Junaedi, mengumpulkan kembali nafasnya.
"Baiklah, tapi jika kau berani berkata macam-macam ...," si pria tidak menyelesaikan kalimatnya, ia menyilangkan telunjuknya di leher, mengancam.
"Hai Jun, bagaimana tugas Matematika-mu? kau sudah menyelesaikannya?" kata Udin dari balik gagang telepon.
"Hai juga Din, maaf aku habis dari toilet. Untunglah aku cepat-cepat mengangkat teleponmu. Tenang saja, tugas itu tidak sulit. Aku mendapat bantuan dari Dadang untuk mengerjakannya. Oh ya, aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa" seloroh Junaedi menutup telepon.
"Bagus, sekarang tunjukkan padaku kamar orangtuamu." perintah si perampok.
Junaedi pun mengantar perampok itu menuju kamar orang tuanya. Saat sedang sibuk menggeledah seisi kamar, bunyi sirine tiba-tiba riuh terdengar dan si perampok kalang kabut. Ia kemudian melompat keluar dari jendela, namun sayang, polisi sudah lebih dulu meringkusnya.
"Kamu gak apa-apa Jun?" tanya Udin yang datang bersama beberapa orang polisi.
"Kamu memang pintar," puji salah satu petugas.
***
Bagaimana Udin bisa tahu Junaedi sedang dalam bahaya ?
Junaedi hampir tertidur sesaat sebelum ia mendengar suara hantaman keras dari ruang tengah. Dengan sedikit ragu, Junaedi memeriksa asal suara tersebut. Ia mendapati jendela besar di rumahnya terbuka lebar. Wajar saja, pikirnya, angin memang sedang bertiup begitu kencang.
Junaedi lantas menutup rapat jendela tersebut dan beranjak kembali menuju kamar. Namun tanpa disangka, seseorang muncul tiba-tiba dan mencekik lehernya kencang.
"Serahkan semua uangmu!" Ujar pria itu menggeram.
"Ak ... aku ... tidak ... punya ... u ... uang," desis Junaedi terbata-bata, seraya berusaha melepaskan cengkraman si perampok.
"Jangan berbohong! cepat katakan dimana orangtuamu menyimpan barang berharganya!" Seru si pria setengah berteriak.
"Lepaskan ... aku ... dulu." Junaedi memelas.
Si perampok pun melepaskan cengkeramannya di leher Junaedi. Tiba-tiba, telepon rumah berdering memecah kesunyian.
"Aku harus mengangkatnya, orang akan curiga jika tak ada yang menjawab." kata Junaedi, mengumpulkan kembali nafasnya.
"Baiklah, tapi jika kau berani berkata macam-macam ...," si pria tidak menyelesaikan kalimatnya, ia menyilangkan telunjuknya di leher, mengancam.
"Hai Jun, bagaimana tugas Matematika-mu? kau sudah menyelesaikannya?" kata Udin dari balik gagang telepon.
"Hai juga Din, maaf aku habis dari toilet. Untunglah aku cepat-cepat mengangkat teleponmu. Tenang saja, tugas itu tidak sulit. Aku mendapat bantuan dari Dadang untuk mengerjakannya. Oh ya, aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa" seloroh Junaedi menutup telepon.
"Bagus, sekarang tunjukkan padaku kamar orangtuamu." perintah si perampok.
Junaedi pun mengantar perampok itu menuju kamar orang tuanya. Saat sedang sibuk menggeledah seisi kamar, bunyi sirine tiba-tiba riuh terdengar dan si perampok kalang kabut. Ia kemudian melompat keluar dari jendela, namun sayang, polisi sudah lebih dulu meringkusnya.
"Kamu gak apa-apa Jun?" tanya Udin yang datang bersama beberapa orang polisi.
"Kamu memang pintar," puji salah satu petugas.
***
Bagaimana Udin bisa tahu Junaedi sedang dalam bahaya ?
0 Response to "Download Movie Teka Teki Handphone ( Riddle )"
Posting Komentar